Penyakit dalam Da’wah
terbagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1.
Penyakit-penyakit
da’wah terkait dengan ma’nawiyah (moral)
Amradhud Da’wah kelompok ini terdiri dari:
a.
Munculnya
da’wah-da’wah yang bersifat infi’aliyah (reaktif )
Da’wah ini hanya memberikan reaksi karena aksi pihak lain. Da’wah
ini adalah da’wah yang tidak menyentuh substansi permasalahan karena ia akan
bergarak setelah ada aksi pihak lain yang tidak memiliki program tersendiri.
b.
Da’wah
yang munculnya Al Wujahiyah (adanya figuritas)
Da’wah
ini hanya mengharapkan hadir tidaknya seorang figur dan da’wah seperti ini
tidak akan langgeng. Dalam Hadistnya Rasulullah berwasiat ketika haji wada’ “
Telah aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang dengannya kalian tidak akan
sesat jika memeganggang teguh keduanya yaitu Al Qur’an dan As Sunnah” , ini
berarti Rasulullah mendidik untuk berorientasi kepada program bukan kepada
figur. Da’wah seperti ini banyak menimbulkan masalah karena jika figur dalam
organisasi da’wah tersebut menghilang maka tercerai belahlah da’wah itu.
c. Da’wah yang bersifat Al ‘itijaziyah
Da’wah
ini bersifat bahwa hanya kelompok da’wahnyalah yang terbaik sehingga para
anggota kelompok da’wah tersebut merasa ujub (paling hebat) dan
mengakibatkan tidak dapat melihat kekurangan atau kelemahan dirinya. Da’wah ini
juga menyebabkan anggotanya menjadi ghurur (terlena).
d. Da’wah yang bersifat Al intiqasiyah
Da’wah yang selalu mengecilkan pihak lain sehingga
organisasi-organisasi da’wah yang lain tidak dianggap mitra da’wahnya .
Penyakit da’wah seperti ini biasanya seiring dengan sifat da’wah Al
‘Itijaziyah.
2. Penyakit-penyakit da’wah yang terkait dengan amaliyah (operasional)
Amradhud da’wah yang terkait
dengan amaliyah terdiri dari :
a. Da’wah yang juz’iyah (bersifat lokal)
Da’wah ini hanya bersifat sektoralisme yang seharusnya
sumuliyah (segala aspek).
b. Da’wah yang At Ta’lidiyah
Da’wah ini membuat para anggotanya hanya mengikuti
sesuatu tanpa memahami. Dalam kelompok da’wah harus dilakukan secara bashiroh
(hujjah yang nyata) sebagaimana dalam Qs.12 : 108. Imam Hasan Al Bana
menekankan dalam merumuskan pilar-pilar komitmen pada da’wah Islamiyah adanya
10 rukun bai’at pada rukun yang pertamanya dan utama adalah rukun Al Fahmu.
c. Da’wah yang Al Afwaiyah atau Al Irtijaliyah
Da’wah yang tidak mempunyai kejelasan, tidak ada sasaran dan
perencanaan sehingga tidak ada yang dapat dievaluasi. Setiap anggota da’wah
harus mempunyai wawasan kedepan sesuai dengan Qs. 59 : 18.
d. Da’wah yang At Tarki’iyah
Da’wah yang tambal sulam yang seharusnya da’wah inqilabiyah
yaitu menginginkan perubahan yang total. Ungkapan Sayyid Qutb “Bagaiman mungkin
dunia yang sekarang tengelam dalam kejahiliyahan kemudian sekali-sekali meminta
Islam memberikan solusi kepada
permasalahannya. Semestinya Jalankan dahulu Islam secara menyeluruh baru
menanyakan masih adakah masalah yang dapat diselesaikan oleh Islam”. Da’wah ini
harus menjelaskan kepada seluruh manusia ketika jalan hidup yang ditempuh bukan
jalan Allah sesungguhnya jalan tersebut adalah jalan yang bathil yang harus
ingkari. Dan mengajak umat manusia khususnya umat Islam kepada Islam yang
menyeluruh.
Sebagai solusi terhadap
penyakit-penyakit da’wah baik dalam ma’nawiyah atau amaliyah adalah dengan jalan membentuk Hizbullah
yaitu suatu tandzim (organisasi) dimana seluruh umat Islam masuk kedalam
tandzim tersebut. Dizaman yang tidak tegak khilafah Islam sekatrang ini maka
tidak dapat mengharapkan tandzim yang dapat menghimpun seluruh umat Islam.
Sejak runtuhnya khilafah Islam terakhir yaitu Daulah Usmani di Turki pada tahun
1924 Sekarang ini munculnya Jama’atul-Jama’atul minal Muslimin, seperti
berdirinya Ikhwanul Muslimin di Mesir dengan pendirinya Imam Hasan Al Bana,
Hizbut Tahrir di Yordania, Jama’ah Tabligh di Pakistan, Salaffi di Saudi Arabiyah
dll. Ini merupakan usaha untuk
memberikan suatu penawaran kepada umat Islam pentingnya ada hizbullah
untuk menghimpun umat Islam yang penataannya mendunia yang sifatnya tunggal
dengan kepemimpinan yang mempersatukan umat Islam yang disebut jama’atul Muslimin.Sekarang
ini belum ada Jama’ah Muslimin tetapi sudah terbentuk jama’ah minal Muslimin
dan diharapkan jama’ah-jama’ah minal Muslimin saling fastabikul khairat dan
saling bekerja sama.
Pertanyaan:
1. Bagaimana solusi mencari figuritas dizaman sekarang ini yang dapat
dijadikan tauladan selain Rasullah?
2. Bagaimana merasa kalau kelemahan umat Islam karena dirinya?
Jawaban :
1. Pada Qs. 33 : 21 menjelaskan bahwa pada diri Rasulullah terdapat
suri tauladan yang terbaik, ini berarti hanya Rasulullah yang patut dijadikan
tauladan yang tidak mempunyai sisi kelemahan sedangkan dizaman sekarang ini
jika ditemukan figur yang dijadikan tauladan pasti akan ditemukan ketidak
sempurnaan. Sekarang ini tidak dapat diharapkan individual leader tetapi
yang harus ada adalah kolektif leadership yang terdiri dari beberapa
sosok yang saling mengisi. Seperti yang dikatakan oleh Imam Hasan Al Bana
Sesungguhnya sebaik-baiknya Qiyadah (pemimpin) adalah jika dalam hal istifadah
ilmiah (pemanfaatan keilmuannya) dia seorang ustad, dalam hal ribatil
qulb (keterikatan hatinya) dia seorang ayah, dalam hal tarbiyah ruhiyah
dia seorang syekh dan dalam hal siasia da’wah dia seorang panglima.
2. Sikap seperti itu baik karena jangan dibiasakan ketika terdapat
permalahan mencari kambing hitam tetapi sebaiknya nmenyalahkan lebih dahulu.
Tetapi ada sisi kelemahannya kalau sikap ini terlalu dominan akan menyebabkan
rendah diri sampai akhirnya tidak akan melakukan da’wah lagi. Sikap ini akan
terpuji jika memacunya untuk memaksimalkan kerjanya dengan keterbatasan
dirinya.
Pertanyaan :
Apa tanggapan ustad
dengan masyarakat sekarang ini yang tidak dapat membedakan antara budaya hidup modern
dan western sedang mereka banyak terperangkap dengan pengaruh buruk dari
budaya western?
Jawaban :
Hal ini banyak terjadi
pada kaum muslimin khususnya bagi mereka yang sempat merasakan pendidikan di barat
(luar negeri) dan sebelum pergi ke barat mereka belum mempunyai kepribadian
Islam yang matang sehingga belum kebal terhadap budaya hidup di barat, terlebih
lagi terleena dan terpesona dengan kemajuan di negeri barat dan bahayanya lagi
setelah pulang menganggap Islam tidak dapat memberi kontribusi apa-apa. Muslim
harus bersikap seperti yang disabdakan Rasulullah “ Hikmah adalah barang
mutiara milik muslim” jadi dimanapun ditemukan seorang muslimlah yang paling
berhak memanfaatkannya.
Pertanyaan:
Darimana umat Islam memulai untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahannya?
Jawaban:
Dari munculnya Hizbullah
dari suatu barisan umat Islam yang telah dihasilkan dari proses kaderisasi yang
kader-kadernya mempunyai beragam potensi dan kafaah (keahlian)
masing-masing dan merekan diberikan peluang seluas-luasnya untuk
mengekspresikannya sehingga akan muncul proses proyeksi, promosi dan nominasi
kepemimpinan yang akan datang. Dan proses itulah yang dilakukan Rasulullah saw
ketika mulai menggagaskan penataan barisan umat Islam sejak di Mekkah.
Kongkrotnya dilakukan dengan small islamic inpirement harus membentuk
kelompok-kelompok kecil, lingkungan pergaulan kaum muslimin yang berada didalam
suatu proses kaderisasi tarbiyah yang dibimbing oleh seorang murabbi
(pembina) yang mengoptimalkan potensi dan kafaah binaannya.
Pertanyaan :
Apakah ada cara
terbaik untuk menyelesaikan permasalahan umat Islam secara keseluruhan?
Jawaban :
Gerakan da’wah menjadi
inti perubahan umat maka aktivis da’wah harus memperbaiki diri sendiri dahulu
baru da’wah kepada orang lain. Sekarang ini proyek Islam yang harus ditekankan
pada kegiatan da’wah dan tarbiyah. Da’wah dalam konteks yang umum
mengajak orang yang tidak faham Islam untuk mengenali Islam sedangkan tarbiyah
untuk mengajak orang yang sudah kenal Islam agar berubah menjadi kader-kader
inti dalam da’wah.
Wallahu A'lam
No comments:
Post a Comment