Powered By Blogger

Tuesday, November 9, 2010

Hukuman = Cinta Allah

Hukuman = Cinta Allah
Assalamu'alaikum wr. wb.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillaahirabbil'aalamiin.
Allaahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa alihii Muhammad.

"Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Dia menyegerakan
 hukuman di dunia. Jika Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya, maka
 Dia menahan hukuman kesalahannya sampai disempurnakan-Nya pada hari
 Kiamat." (HR. Imam Ahmad, At-Turmidzi, Al-Hakim, Ath-Thabrani, dan Al-Baihaqi).

Hadits di atas bersumber dari Abdullah bin Mughaffal. Menurut Al-Haitsami,
periwayatan hadits ini shahih.

Diriwayatkan bahwa salah seorang lelaki telah bertemu
dengan seorang wanita yang disangkanya pelacur. Lelaki itu menggoda sampai-sampai
tangannya menyentuh tubuhnya. Atas perlakuan itu, sang wanita berkata, "Cukup!"
Lantaran terkejut, lelaki ini menoleh ke belakang, namun terbentur tembok
dan terluka.

Lelaki usil itu pergi menemui Rasulullah dan menceritakan pengalamannya.
Komentar Rasulullah? "Engkau seorang yang masih dikehendaki Allah menjadi baik."
Selanjutnya beliau bersabda, sebagaimana dalam hadits di atas.

Dalam riwayat At-Turmudzi, hadits itu disempurnakan dengan lafadz sbb,
"Dan sesungguhnya Allah, jika Dia mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka.
 Jika mereka ridha, maka Allah ridha kepadanya. Jika mereka benci,
 Allah membencinya."

Kecintaan Allah pada hamba-Nya di dunia tidak selalu diwujudkan dalam
bentuk pemberian materi atau kenikmatan lainnya. Kecintaan itu justru
sering berbentuk --oleh sebagian orang disebut-- adzab. Sebenarnya bukan adzab,
tapi yang tepat adalah ujian. Berat ringannya ujian itu tergantung kepada kuat
tidaknya iman seseorang.

Orang yang paling disayangi dan dikasihi Allah adalah para Nabi dan
Rasul. Justru mereka adalah orang yang paling berat menerima ujian
semasa hidupnya di dunia. Ujia mereka sangat berat melebihi ujian
yang diberikan kepada siapapun juga. Demikian secara berurutan, para
syuhada dan kemudian shalihin. Yang jelas bahwa setelah orang menyatakan,
"Kami beriman", Allah langsung menyiapkan ujian baginya. Allah berfirman :
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan
'Kami telah beriman,' lantas tidak diuji lagi? Sungguh Kami telah menguji
 orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang
 yang benar dan mengetahui orang-orang yang dusta." (Q.S, Al-Ankabut : 2-3)

Selain ujian demi ujian diberikan kepada orang yang beriman, maka teguran demi
teguran juga diberikan kepadanya. Teguran itu kadang halus,tetapi sering-sering kasar.
Bagi yang kepekaan imannya tinggi, teguran halus saja sudah cukup untuk menyadarkannya.
Akan tetapi bagi mereka yang telah hilang kepekaannya, teguran yang keras sekalipun
tak bisa menyadarkannya.

Apa yang dialami oleh lelaki yang datang kepada Rasulullah sebagaimana
hadits di atas merupakan teguran Allah secara langsung agar ia sadar
atas kekeliruannya, dan tidak mengulangi kesalahannya. Lelaki itu sangat bersyukur
atas kecelakaan yang menimpa dirinya. Wajah yang benjol dan darah yang mengalir
di wajahnya tidak seberapa dibandingkan
dengan nilai kesadaran yang baru dirasakannya.

Kecelakaan itu semakin tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan
siksa yang bakal diterimanya di akhirat kelak. Bukankah setiap dosa
akan ditimbang dan dibalas sesuai dengan bobotnya? Dengan kecelakaan
itu ia bertobat. Dengan bertobat terhapuslah dosanya. Tentang hal ini
Rasulullah bersabda, "Tiada suatupun yang menimpa seorang mukmin, baik
berupa kepayahan, sakit, sedih, susah, atau perasaan murung, bahkan duri
yang mengenai dirinya, kecuali Allah akan melebur kesalahan-kesalahannya
lantaran kesusahan-kesusahan tersebut."(HR. Bukhari dan Muslim).

Karena itu jika mengalami suatu musibah, jangan cepat-cepat mengeluh.
Cari dulu sebab musababnya. Jangan-jangan musibah itu merupakan teguran
dari Allah SWT atas berbagai kesalahan yang telah kita lakukan.
Mungkin saja musibah itu nampak tidak ada kaitannya sama sekali, tapi
cobalah untuk mengurut-urut beberapa langkah yang pernah kita lakukan
sebelumnya.

Kasih sayang Allah tidak selalu berwujud kesenangan, melimpahnya harta,
tercapainya segala keinginan, dan jauh dari berbagai musibah. Justru
bisa jadi sebaliknya. Orang yang mendapatkan berbagai kesenangan itulah
yang tidak dicintai-Nya. Orang tersebut dibiarkan tenggelam dalam kesenangan
dunia sampai tiba ajalnya. Pada saat itu semua kesenangan dicabut
dan diganti dengan berbagai siksa yang mengerikan, baik ketika di dalam
kubur, di padang mahsyar, maupun di neraka. Naudzubillaahi min dzaalik.

Wabillaahi taufik wal hidayah.
Wassalamu'alaikum wr. wb.--

Fathimah az-zahra rha dan Gilingan Gandum

Fathimah az-zahra rha dan Gilingan Gandum

Suatu hari masuklah Rasulullah SAW menemui anandanya Fathimah az-zahra rha.
Didapatinya anandanya sedang menggiling syair (sejenis padi-padian) dengan
menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis.

Rasulullah SAW bertanya pada anandanya, "apa yang menyebabkan engkau
menangis wahai Fathimah?, semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu
menangis". Fathimah rha. berkata, "ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan
rumahtanggalah yang menyebabkan ananda menangis". Lalu duduklah Rasulullah
SAW di sisi anandanya. Fathimah rha. melanjutkan perkataannya, "ayahanda
sudikah kiranya ayahanda meminta 'aliy (suaminya) mencarikan ananda seorang
jariah untuk menolong ananda menggiling gandum dan mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan di rumah".

Mendengar perkataan anandanya ini maka bangunlah Rasulullah SAW mendekati
penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati
lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya
diucapkannya "Bismillaahirrahmaanirrahiim". Penggilingan tersebut berputar
dengan sendirinya dengan izin Allah SWT.

Rasulullah SAW meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk
anandanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan
sendirinya seraya bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa sehingga
habislah butir-butir syair itu digilingnya. Rasulullah SAW berkata kepada
gilingan tersebut, "berhentilah berputar dengan izin Allah SWT", maka
penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan
izin Allah SWT yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata.

Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, "ya Rasulullah SAW, demi Allah
Tuhan yang telah menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan
Rasul-Nya, kalaulah baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan
Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya.

Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat yang
berbunyi : (artinya) "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan
apa yang dititahkan". Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi
batu yang masuk ke dalam neraka.

Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu,
"bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fathimah
az-zahra di dalam sorga". Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar
berita itu kemudian diamlah ia. Rasulullah SAW bersabda kepada anandanya,
"jika Allah SWT menghendaki wahai Fathimah, niscaya penggilingan itu
berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki
dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa
kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.

Ya Fathimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan
anak-anaknya, maka Allah SWT menuliskan untuknya dari setiap biji gandum
yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.

Ya Fathimah perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum
untuk suaminya maka Allah SWT menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh
buah parit.

Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir
rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah SWT akan mencatatkan
baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang
lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang.

Ya Fathimah, perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya maka
Allah SWT akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari
kiamat.

Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridhaan suami terhadap
istrinya. Jikalau suamimu tidak ridha denganmu tidaklah akan aku do'akan
kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa ridha suami itu daripada
Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?.

Ya Fathimah, apabil seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka
beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah SWT akan mencatatkan
baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu
kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah SWT
mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni
berperang sabil. Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari
dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila
ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa
sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari
taman-taman sorga, dan Allah SWT akan mengkaruniakannya pahala seribu haji
dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari
kiamat.

Ya Fathimah Perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam
dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah SWT akan
mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah SWT akan memakaikannya sepersalinan
pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut
yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikaruniakan Allah untuknya
seribu pahala haji dan umrah.

Ya Fathimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah SWT
akan memandangnya dengan pandangan rahmat.

Ya Fathimah perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk
berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah
untuknya penyeru dari langit (malaikat), "teruskanlah 'amalmu maka Allah SWT
telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang
akan datang".

Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyak-kan rambut suaminya dan janggutnya
dan memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka Allah SWT akan
memberinya minuman dari sungai-sungai sorga dan Allah SWT akan meringankan
sakarotulmaut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari
taman-taman sorga seta Allah SWT akan menyelamatkannya dari api neraka dan
selamatlah ia melintas di atas titian Shirat".

Bila Al Qur'an bisa bicara

Bila Al Qur'an bisa bicara !

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana
menyimpannya.
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu.
Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa.
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan.
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam
kesepian.
Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.

Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman.
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....
Sekarang...  pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau
nonton berita TV.
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia.
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha
Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...

Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku
(Basmalah).
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi.
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu.
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu.
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku.

Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja.
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu.
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun.
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan.
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu.
Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku.

Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV.
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga.
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk.
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah.
Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari.
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu.
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali Itupun hanya
beberapalembar dariku.
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu.
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.

Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ?
Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba.
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya.
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat
melaluinya.

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu Apabila malaikat maut
mengetuk pintu rumahmu.

Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan.
Yang akan membantu engkau membela diri.
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu.
Dari perjalanan di alam akhirat.
Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu.
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu.

Peganglah aku lagi .  ..  bacalah kembali aku setiap hari.
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci.
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui.
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.

Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu.
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu.
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu.

Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari.
Seperti dulu....dulu sekali...
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...
Di surau kecil kampungmu yang damai Jangan aku engkau biarkan sendiri....
Dalam bisu dan sepi....

Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi.  Mahabijaksana.
Semoga bermanfaat.

the death

the death

from a source...


Saat Kematian Pedoman utk Semua
Tanda-Tanda Saat Kematian
a) 100 hari : Seluruh badan rasa bergegar.
b) 60 hari : Pusat rasa bergerak-gerak.
c) 40 hari : Daun dengan nama orang yang akan mati di arash akan jatuh
   dan malaikat maut pun datang kepada orang dengan nama tersebut lalu
   mendampinginya sehingga saat kematiannya. Kadang-kadang orang yang
   akan mati itu akan merasa atau nampak kehadiran malaikat maut
tersebut dan akan sering kelihatan seperti sedang rungsing.
d) 7 hari : Mengidam makanan.
e) 5 hari : Anak lidah bergerak-gerak.
f) 3 hari : Bahagian tengah di dahi bergerak-gerak.
g) 2 hari : Seluruh dahi rasa bergerak-gerak.
h) 1 hari : Terasa bahagian ubun bergerak-gerak di antara waktu subuh
   and asar.
i) Saat akhir : Terasa sejuk dari bahagian pusat hingga ke tulang
   solbi (di bahagian belakang badan) Seelok-eloknya bila sudah merasa
    tanda yang akhir sekali, mengucap dalam keadaan qiam and jangan    lagi
bercakap-cakap.

******Bila Malaikat Mencabut Nyawa******
Baginda Rasullullah S.A.W bersabda:
"Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu
kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan   kemudian
mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya   sehingga sampai
kelutut.
Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik
roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar.
Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya
dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar. Dan
akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh
dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan  saat
nazak orang itu."

Sambung Rasullullah S.A.W. lagi:

"Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibrail
A.S.akan menebarkan sayapnya yang disebelah kanan sehingga orang yang
nazak itu dapat melihat kedudukannya di syurga. Apabila orang yang
beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang   berada
disekelilinginya.
Ini adalah kerana sangat rindunya pada syurga dan melihat terus
pandangannya kepada sayap Jibrail A.S."
Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibrail A.S. akan
menebarkan sayap disebelah kiri. Maka orang yang nazak tu dapat    melihat
kedudukannya di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak   lagi melihat
orang disekelilinginya. Ini adalah kerana terlalu   takutnya apabila
melihat neraka yang akan menjadi tempat tinggalnya.
Dari sebuah hadis bahawa apabila Allah S.W.T. menghendaki seorang
mukmin itu dicabut nawanya maka datanglah malaikat maut.
Apabila malaikat maut hendak mencabut roh orang mukmin itu dari arah
mulut maka keluarlah zikir dari mulut orang mukmin itu dengan  berkata:
"Tidak ada jalan bagimu mencabut roh orang ini melalui jalan ini
  kerana orang ini sentiasa menjadikan lidahnya berzikir kepada Allah
S.W.T."
Setelah malaikat maut mendengar penjelasan itu, maka dia pun kembali
kepada Allah S.W.T. dan menjelaskan apa yang diucapkan oleh lidah orang
mukmin itu. Lalu Allah S.W.T. berfirman yang bermaksud:
"Wahai malaikat maut, kamu cabutlah ruhnya dari arah lain."Sebaik saja
malaikat maut mendapat perintah Allah S.W.T. maka malaikat maut pun   cuba
mencabut roh orang mukmin dari arah tangan. Tapi keluarlah     sedekah dari
arah tangan orang mukmin itu, keluarlah usapan kepala   anak-anak yatim dan
keluar penulisan ilmu.
Maka berkata tangan: Tidak ada jalan bagimu untuk mencabut roh orang
mukmin dari arah ini, tangan ini telah mengeluarkan sedekah, tangan   ini
mengusap kepala anak-anak yatim dan tangan ini menulis ilmu  pengetahuan."

Oleh kerana malaikat maut gagal untuk mencabut roh orang mukmin dari
arah tangan maka malaikat maut cuba pula dari arah kaki. Malangnya malaikat
maut juga gagal melakukan sebab kaki berkata: "Tidak ada jalan bagimu dari
arah ini kerana kaki ini sentiasa berjalan berulang alik mengerjakan solat
dengan  berjemaah dan kaki ini juga berjalan menghadiri majlis-majlis ilmu."

Apabila gagal malaikat maut, mencabut roh orang mukmin dari arah kaki,
maka malaikat maut cuba pula dari arah telinga. Sebaik saja malaikat maut
menghampiri telinga maka telinga pun berkata:"Tidak ada jalan bagimu  dari
arah ini kerana telinga ini sentiasa mendengar bacaan Al-Quran dan zikir."

Akhir sekali malaikat maut cuba mencabut orang mukmin dari arah mata
tetapi baru saja hendak menghampiri mata maka berkata mata:"Tidak ada
jalan bagimu dari arah ini sebab mata ini sentiasa melihat beberapa mushaf
dan kitab-kitab dan mata ini sentiasa menangis kerana takutkan
Allah."

Setelah gagal maka malaikat maut kembali kepada Allah S.W.T. Kemudian Allah
S.W.T. berfirman yang bermaksud: "Wahai malaikatKu, tulis AsmaKu ditelapak
tanganmu dan tunjukkan kepada roh orang yang beriman itu.

"Sebaik saja mendapat perintah Allah S.W.T. maka malaikat maut
menghampiri roh orang itu dan menunjukkan Asma Allah S.W.T. Sebaik saja
melihat Asma Allah dan cintanya kepada Allah S.W.T maka keluarlah roh
tersebut dari  arah  mulut dengan tenang.

Abu Bakar R.A. telah ditanya tentang kemana roh pergi setelah ia
keluar dari jasad. Maka berkata Abu Bakar R.A:"Roh itu menuju ketujuh
tempat:-
1. Roh para Nabi dan utusan menuju ke Syurga Adnin.
2. Roh para ulama menuju ke Syurga Firdaus.
3. Roh mereka yang berbahagia menuju ke Syurga Illiyyina.
4. Roh para shuhada berterbangan seperti burung di syurga mengikut
   kehendak mereka.
5. Roh para mukmin yang berdosa akan tergantung di udara tidak di bumi
   dan tidak di langit sampai hari kiamat.
6. Roh anak-anak orang yang beriman akan berada di gunung dari minyak
   misik.
7. Roh orang-orang kafir akan berada dalam neraka Sijjin, mereka
   diseksa berserta jasadnya hingga sampai hari Kiamat."

Telah bersabda Rasullullah S.A.W: Tiga kelompok manusia yang akan
dijabat tangannya oleh para malaikat pada hari mereka keluar dari kuburnya:-

i. Orang-orang yang mati syahid. 
ii. Orang-orang yang mengerjakan solat malam dalam bulan ramadhan.  iii.
Orang berpuasa di hari Arafah.

Sekian untuk ingatan kita bersama.

Wassallam.


         

yang ada hanyalah Allah

yang ada hanyalah Allah

 Assalamu'alaikum wr.wb.
 teman-teman tentu pernah menbaca buku Harun Yahya yang berjudul
 "Mengenal Allah Lewat Akal" bukan? Jika belum, berikut ini salah satu bagian
dari bab ke-10:Pemahaman Materi yang tidak Materialis. Bagian yang saya kutip
berikut menjelaskan bahwa Allah yang telah menciptkan kita. Semoga bermanfaat.


" Semua informasi yang telah kita miliki tentang dunia tempat kita hidup
disampaikan kepada kita melalui panca indera kita.
Kita tidak pernah berfikir bahwa alam luar dapat berupa apa saja yang lain dari
yang disajikan oleh pancaindera kita karena kita hanya tergantung pada panca
indera itu sejak lahir.

  Riset modern diberbagai bidang ilmu pengetahuan menunjukkan pemahaman yang
sangat berbeda dan menimbulkan keraguan yang sangat serius tentang pencaindera
kita dan dunia yang kita alami dengan panca indera itu.

  Titik awal pendekatan ini ialah bahwa pemikiran tentang "dunia luar" yang
terbentuk dalam otak kita hanya merupakan respon yang diciptakan dalam otak
dengan sinyal-sinyal kelistrikan. Apel yang berwarna merah, kayu yang keras,
dan-demikian juga-ibu,ayah, keluarga Anda serta apa saja yang anda miliki,
rumah, pekerjaan, dan baris-baris buku ini, hanya terdiri atas sinyal-sinyal
listrik.
 
  Ketika kita melihat warna, yang sampai ke mata kita hanyalah sinyal-sinyal
listrik dari panjang gelombang yang berlainan. Otak kita mengubah bentuk
sinyal-sinyal ini ke dalam warna. Tidak ada warna di "alam luar". Juga tidak
ada apel yang berwarna merah, ataupun langit yang berwarna biru, ataupun
pohon yang berwarna hijau. Benda-benda itu begitu karena kita mencerapnya
demikian."Dunia luar" sepenuhnya bergantung pada pihak penerima.....cerapan
inilah yang kita lihat.
 
  Kita tidak pernah dapat membuktikan bahwa persepsi yang kita amati dalam otak
kita memiliki korelasi material. Persepsi-persepsi seperti itu secara logis
dapat berasal dari sumber "semu". Misalnya, ketika kita menekan meja dengan
jari kita, dihasilkan acakan listrik elektron dan proton pada ujung jari kita,
menurut ilmu fisika modern, di dekat elektron dan proton pada meja. Jika ada
pengacakan sedemikian ini di ujung jari kita dengan cara apa saja, kita mesti
mempunyai sensasi "meskipun tidak ada meja".   
 
  Sekarang, berpikirlah tentang hal ini: buku di tangan anda, kamar anda;
pendek kata semua kesan di depan Anda terlihat di dalam otak.
Apakah atom-atom yang melihat kesan-kesan ini?
Atom yang buta, lumpuh, dan tidak sadar?
Mengapa sebagian atom mempunyai sifat ini, sedangkan yang lain tidak?
Apakah tindakan kita berfikir, memahami, mengingat, senang, sedih, dan segala
tindakan lain terdiri atas reaksi-reaksi elektrokimia antara atom-atom ini?

...............
  
   Kita tahu bahwa tidak masuk akal mencari kehendak di dalam atom-atom.
Otak adalah kumpulan molekul protein dan lipida, terbentuk dari sel-sel syaraf
yang disebut neuron. Di dalam sepotong daging itu, tidak ada apapun yang
mengamati gambaran, yang merupakan kesadaran, atau yang menciptakan sesuatu
yang kita sebut "saya sendiri". Jelaslah bahwa being yang melihat, mendengar,
dan merasakan adalah being yang berbahan unggul. Being ini hidup dan juga
bukan materi atau gambaran materi. Being ini ada hubungannya dengan persepsi-
persepsi di depannya dengan menggunakan gambaran tubuh kita.
   Being ini ialah "roh"
   Kumpulan cerapan yang kita sebut "alam materi" ialah suatu mimpi yang diamati
oleh roh ini. Karena tubuh yang kita miliki dan dunia materi yang kita lihat
dalam mimpi kita tidak memiliki realitas, alam semesta yang kita huni dan tubuh
yang kita miliki juga tidak memiliki relitas material
   Yang keberadaannya nyata ialah roh. Zat hanya terdiri atas cerapan-cerapan
yang dipandang oleh jiwa. Makhlik yang cerdas yang menulis dan membaca buku
ini masing-masing bukan lompatan atom dan molekul serta reaksi kimia antara
lompatan atom dan molekul, melainkan "roh".
   Semua kenyataan ini membawa kita langsung ke satu pertanyaan yang sangat
penting. Jika sesuatu yang kita kenal sebagai alam materi hanya terdiri atas
persepsi yang dilihat oleh roh kita, lantas apa saja sumber persepsi-persepsi
ini?
  
   Dalam menjawab pertanyaan ini, kita harus memperhatikan hal berikut ini.
Zat tidak mempunyai keberadaan pengatur-diri dengan sendirinya. Karena
merupakan persepsi, zat adalah sesuatu yang "semu". Dengan kata lain, persepsi
ini pasti disebabkan oleh kekuatan lain, yang berarti pasti diciptakan.
Lagi pula, penciptaan ini harus kontinu. Jika tidak ada penciptaan yang kontinu
dan konsisten, yang kita sebut zat itu akan lenyap dan hilang. Ini bisa
disamakan dengan televisi yang gambarnya ditampilkan selama sinyalnya terus
disiarkan. Jadi, siapa yang membuat roh kita melihat bulan, bumi, tumbuhan,
manusia, tubuh kita, dan segala sat lain yang kita ketahui?
   Hal ini merupakan bukti bahwa ada Pencipta atau Tuhan, Yang menciptakan
seluruh semesta materi, yaitu sekumpulan persepsi, dan melanjutkan penciptaannya
dengan tiada henti
   Pencipta ini memperkenalkan Dirinya sendiri kepada kita. Ia telah menciptakan
suatu kitab dan melalui kitab ini, Dia telah menjelaskan kepada kita tentang
Dirinya sendiri, alam semesta dan keberadaan kita..
   Pencipta ini ialah Allah dan nama kitabNya adalah Al-Quran.


~dianjurkan untuk membaca bukunya :) 

KUFUR NIKMAT

KUFUR NIKMAT


"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu
 tidak (akan dapat) menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah
 benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
 (Q.S. An-Nahl, 18).

Seringkali manusia lupa, tertutup hati untuk merasakan bahwa
nikmat itu dari Allah yang wajib disyukuri. Kecenderungan
melupakan, mendustakan, dan mengkufuri nikmat ini hampir
dialami oleh setiap manusia. Karena itu, secara berulang-
ulang Allah menegur manusia dengan firman-Nya:
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang dapat kamu
 dustakan." (Q.S. Ar-Rahman, 13).

Tujuannya, agar manusia selalu ingat, membenarkan, mengakui,
dan mensyukuri semua nikmat yang telah diberikan-Nya.
Karena jika seseorang atau suatu kaum terjangkit penyakit
kufur nikmat, Allah akan menimpakan azab kepadanya.

"Jika kamu kufur (terhadap nikmat-Ku), ingatlah, sesungguhnya
 siksa-Ku sangat pedih." (Q.S. Ibrahim, 14).

Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah
negeri yang dahulunya aman lagi tenteram; rezekinya datang
kepadanya dengan melimpah ruah dari segenap penjuru, tetapi
(penduduk)-nya mengingkari (kufur) nikmat-nikmat Allah.
"Karena itu Allah menimpakan kepada mereka pakaian kelaparan
 dan ketakutan disebabkan oleh apa yang telah mereka perbuat. "
(Q.S. An-Nahl, 112).

Kufur nikmat adalah penyakit hati yang sangat berbahaya dan
dapat menyebabkan timbulnya kemaksiatan. Penyakit ini,
selain mengakibatkan azab Allah (sebagaimana dalam firman
Allah diatas), juga secara moral, sedikit demi sedikit,
akan melucuti keimanan, diganti dengan kekufuran. Kufurnya
seseorang terhadap rububiyah Allah atas dirinya,
mengakibatkan kekufurannya akan hukum-hukum mulkiyah Allah,
dan itu berarti kekufuran terhadap uluhiyah-Nya.

Adapun, syukur nikmat adalah sikap yang wajib dimiliki oleh
setiap mukmin. Syukur nikmat merupakan ungkapan dari lubuk
hati yang diliputi keimanan dan senantiasa mengingat 
pemberi nikmat. Perasaan itulah yang mendorong lisan
mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil-'Alamin, sebagai langkah
awal dari tujuan hakiki syukur yaitu untuk mendayagunakan
seluruh nikmat yang telah Allah berikan sesuai dengan
kehendak dan petunjuk-Nya.

Pola hidup syukur betul-betul akan mengarahkan manusia
menjadi mu'min muttaqin yang utuh, karena dia akan
senantiasa berhati-hati dalam menjalani hidup, memanfaatkan
nikmat sekecil apa pun. Seorang pemimpin akan ingat
kewajibannya untuk berlaku adil; dia tidak akan berani
berkhianat atas jabatannya, sekecil apa pun amanat yang
diembannya. Seorang hartawan akan berhati-hati dalam meraih
dan membelanjakan hartanya secara benar. Dia tidak akan
berani berlaku sewenang-wenang menindas orang-orang lemah.
Dia tidak akan pernah lupa dengan kewajibannya mengeluarkan
hak fakir miskin dan infak di jalan Allah.

Di antara langkah untuk menjalani hidup syukur adalah sebagai
berikut:
1. Membandingkan bagian rezekinya dengan rezeki orang yang
   berada di bawah, dan membandingkan amal akhirat dengan amal
   orang yang di atasnya.
2. Senantiasa mensyukuri nikmat sekecil apa pun. Orang yang
   tidak dapat mensyukuri nikmat yang kecil, tidak akan dapat
   mensyukuri nikmat yang besar. Rasulullah bersabda,
   "Orang yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit tidak akan
    dapat mensyukuri nikmat yang banyak".
3. Bersikap bijaksana dalam memahami ketentuan Allah:
   sebagai nikmat atau sebagai bencana. Tujuannya, agar tidak
   salah dalam menentukan tindakan: bersyukur atau bersabar.
4. Membiasakan mengingat kebaikan orang lain sekecil apa pun.
   Orang yang tidak dapat berterima kasih atas kebaikan orang
   lain, tidak akan dapat mensyukuri nikmat dari Allah.
   Rasulullah SAW bersabda,
   "Orang yang tidak bersyukur kepada manusia, tidak akan dapat
    bersyukur kepada Allah."
5. Mengatur seluruh tindakan sesuai dengan etik Islam dan
   tatakrama pergaulan antara sesama khususnya sesama Muslim.
                             ****
_______________________________________________________________

60 Penyakit hati
Pengarang   : Uwes Al-Qorni
Penerbit    : PT Remaja Rosdakarya


Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

SABAR, ANTARA KATA DAN MAKNA

SABAR, ANTARA KATA DAN MAKNA

Innallaha ma'ashshabirin. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang
sabar. Sebuah kalimat yang amat sejuk. Kalimat yang mencerminkan
kepasrahan seorang mukmin, sehingga muncul rasa sabar dan hilang segala
keresahan dan kesempitan hati.

Dalam hidup sehari-hari, betapa sering kita mengucap sabar, entah
nasihat untuk kita sendiri ataupun nasihat untuk teman atau sanak
saudara yang tengah ditimpa musibah. Setiap kita mengalami atau melihat
kegagalan, kesulitan dan kesedihan, selalu terucap kata sabar.

Memang tidak salah, namun ada dimensi lain penggunaan kata sabar yang
hampir tak disadari orang. Sesungguhnya kata sabar tak hanya tepat
disampaikan saat menghadapi musibah, namun juga bijak bila disampaikan
pada orang yang tengah menerima anugerah. Mengapa? Sebab sesungguhnya
anugerah berupa kesenangan dan kenikmatan juga merupakan ujian dari
Allah SWT yang menuntut kesabaran kita untuk menerimanya.

Bukankah Allah SWT telah mengatakan bahwa ujian itu bisa berupa
kesulitan dan juga bisa berupa kesenangan. Orang yang mendapat rezeki
berlimpah pun harus sabar menerimanya. Bukankah uang yang banyak bisa
mendorong orang untuk melakukan kemaksiatan? Bukankah kesuksesan bisa
mengilhami orang untuk sombong? Dan bila manusia telah terjerumus dalam
kemaksiatan dan kesombongan, itu artinya ia telah mendapat "musibah"
yang akibatnya akan dituai di akhirat nanti. Naudzubillahi min dzalik.

Karena itu, sesungguhnya pada setiap keadaan manusia selalu dituntut
untuk sabar. Saat ditimpa musibah, harus sabar dan tabah serta tidak
berburuk sangka pada Allah. Sebaliknya saat diberi anugerah, juga harus
sabar dalam artian mampu menahan diri untuk tidak menenggelamkan diri
pada kesenangan yang menipu.

Yusuf Qardhawi, dalam Tafsir Tematik tentang Sabar, menulis bahwa sabar
adalah menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai maupun hal-hal yang
disukai. Sabar terhadap hal-hal yang tidak disukai memang lebih mudah
karena dasarnya kita memang tidak ingin melakukannya. Sedangkan sabar
terhadap hal-hal yang disukai adalah lebih sulit karena dasarnya kita
selalu ingin melakukannya.

Memang, siapa pun yang sedang ditimpa musibah seperti kelaparan dan
penindasan harus bersabar dan tawakal kepada Allah SWT. Namun siapa pun
yang sedang berada dalam lautan kenikmatan dan kekuasaan juga harus
bersabar dengan nikmat Allah yang melimpah itu. Karena pada dasarnya
semua itu adalah milik Allah, yang pada saatnya nanti pasti akan kembali
kepada-Nya.

Setiap hamba Allah, kaya atau miskin, harus memiliki sabar dan syukur.
Kalau orang kaya bersyukur itu baik. Tapi akan lebih baik lagi jika ia
bersabar dengan kekayaannya sehingga selektif memmbelanjakannya.
Sedangkan bagi si miskin, bersabar itu baik, tapi lebih baik lagi jika
ia mampu bersyukur. Artinya ia bisa merasakan besarnya nikmat Allah yang
telah ditetapkan untuknya walau sedikit.

Dikutip dari sabili.ku.org

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Kekhawatiran Nabi

 Kekhawatiran Nabi

Sebagai pengikut Rasulullah Saw, kita amat berbahagia karena Rasulullah Saw telah
menunjukkan begitu cinta kepada umatnya. Karena beliau cinta, beliau tidak ingin
kalau terjadi hal-hal buruk menimpa umat ini, karenanya beliau mengingatkan dengan
mengemukakan hal-hal yang sangat dikhawatirkannya.

Imam Ahmad ra meriwayatkan:
"Aku mendengar Rasulullah SAW memprihatinkan umatnya dalam enam perkara:
(1) diangkatnya anak-anak sebagai pemimpin
(2) terlalu banyak petugas keamanan
(3) main suap dalam urusan hukum
(4) pemutusan silaturrahim dan meremehkan pembunuhan
(5) generasi baru yang menjadikan Al-Qur'an sebagai nyanyian
(6) mengutamakan orang yang bukan fakih dan berjasa tapi yang berseni sastra tinggi."
(HR. Ahmad, hal 165).

Dari hadits di atas, terdapat enam hal yang membuat Rasulullah Saw begitu khawatir
bila hal itu terjadi pada umatnya.

1. Anak-Anak Sebagai Pemimpin.

Rasulullah Saw amat khawatir bila umatnya menjadikan anak-anak sebagai pemimpin, ini
bisa kita pahami dalam arti anak-anak secara umur atau fisik seperti masyarakat yang
menggunakan sistim kerajaan sehingga ketika orang tuanya yang menjadi pemimpin mati,
secara otomatis sang anak menjadi raja meskipun belum dewasa. Namun hal ini juga bisa
berarti orang yang pemikiran, sikap dan tindakannya seperti anak-anak dijadikan
sebagai pemimpin atau pemimpin tersebut yang berjiwa kekanak-kanakan. Lalu seperti
apa anak-anak itu?. Kita tentu sudah mengetahuinya, anak-anak biasanya tidak
konsisten dalam berbicara, misalnya ketika dia belum makan lalu ditanya apakah
sudah makan, dia menjawabnya dengan sudah. Anak-anak juga suka memperebutkan sesuatu
hingga terjadi pertengkaran dan perkelahian meskipun sesudah itu damai kembali, dan
begitulah seterusnya.

Manakala orang yang berjiwa kekanak-kanakan itu dijadikan pemimpin, maka hal itu
menjadi aneh dan lucu. Masa anak-anak memang sedang lucu-lucunya, namun kalau itu
terjadi pada masyarakat, maka hancurlah tatanan kehidupan masyarakat itu, dan inilah
yang kita alami sekarang, sebab para pemimpin di negeri ini bersikap dan bertingkah
laku seperti layaknya anak-anak.


2.Banyak Petugas Keamanan.

Banyak Petugas Keamanan.

Petugas keamanan memang amat diperlukan dalam masyarakat. Pada negara yang aman,
jumlah petugas keamanan tidak terlalu banyak atau jumlah mereka banyak tapi tidak
punya pekerjaan yang banyak, namun pada negara yang tidak bisa terjamin keamanannya,
meskipun petugas keamanan jumlahnya banyak tetap saja terasa kurang banyak, apalagi
petugas yang ada menghadapi tugas-tugas yang begitu banyak dengan kasus-kasus yang
belum cepat selesai. Akibatnya, tidak sedikit dari masyarakat biasa yang akhirnya
bertindak sebagai petugas keamanan. Dalam kehidupan sekarang di negeri kita, tindak
kriminal sangat banyak terjadi, akibatnya masyarakat tidak mendapat jaminan keamanan
dan banyak sekali dari organisasi sosial dan politik yang harus memiliki tenaga
keamanan dalam jumlah yang banyak.

Oleh karena itu, membangun kehidupan yang aman merupakan kebutuhan masyarakat luas
sehingga jumlah tenaga keamanan menjadi terasa berlebih dengan tugas pengamanan yang
rendah.



3. Suap Dalam Perkara Hukum.

Hukum yang benar merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan penegakkannya, inilah yang dalam bahasa sekarang disebut dengan supremasi hukum. Namun kenyataan menunjukkan bahwa hukum belum menjadi panglima, tapi uanglah yang menjadi panglima sehingga terjadi suap-menyuap dalam proses penegakkan hukum yang membuat hukum menjadi tidak tegak. Di negara kita, hakim, jaksa, pengacara, polisi, penjaga penjara hingga presiden merupakan aparat-aparat penegak hukum, tapi tidak sedikit persoalan penegakan hukum yang t
idak terlaksana karena para penegaknya menerima suapi

4.Memutuskan Silaturrahim dan Meremehkan Pembunuhan.

Silaturrahim, baik dalam hubungan famili maupun keimanan yang kemudian disebut dengan ukhuwah Islamiyah merupakan sesuatu yang harus dijalin. Hubungan kekerabatan semestinya terus terjalin sehingga hubungan kekeluargaan antar generasi berikutnya tidak terputus, namun seringkali hanya karena persoalan-persoalan sepele yang tidak mendasar, hubungan silaturrahim menjadi terputus, misalnya karena memperebutkan harta warisan dan sejenisnya. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya pertumpahan dar
ah atau pembunuhan antar anggota keluarga.
Disamping itu, hubungan antar sesama umat Islam juga harus dijalin dalam jalinan ukhuwah Islamiyah, namun sekali lagi kita juga amat prihatin karena sekarang silaturrahim antar kelompok umat Islam semakin renggang, khususnya karena persoalan-persoalan politik bangsa. Bahkan saling bunuh antar satu kelompok dengan kelompok yang lain sudah terjadi, padahal kenistaan dalam masalah ini tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat dengan azab yang sangat pedih.

 5. Al-Qur'an Sebagai Nyanyian.
 
Al-Qur'an merupakan petunjuk bagi umat manusia untuk mencapai ketaqwaan kepada Allah Swt. Karena itu, kaum muslimin diperintah untuk membaca, mengkaji, memahami, menghayati hingga mengamalkannya dalam kehidupan nyata. Karena salah satu konsekuensi kita terhadap Al-Qur'an adalah membaca dengan sebaik-baiknya, maka berkembanglah seni membaca Al-Qur'an dengan irama-irama tertentu. Pada dasarnya tidak ada masalah dengan seni membaca Al-Qur'an dengan irama yang indah, namun umat ini tidak boleh berhenti hanya p
ada iramanya, karena irama itu pada hakikatnya adalah untuk mengantar umat pada kecintaan terhadap Al-Qur'an.  Dengan demikian, interaksi terpenting dari umat Islam terhadap Al-Qur'an adalah menjadikannya sebagai petunjuk hidup, bukan pada irama membacanya dengan gaya tertentu, apalagi bila hal itu hanya cenderung pada nyanyiannya saja.


6. Mengutamakan Sastrawan/Budayawan.

Tugas-tugas yang sangat penting, apalagi tugas kepemimpinan harus dilaksanakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dengan kepribadian seorang pemimpin yang baik. Namun dalam banyak hal, masyarakat kita kadangkala tidak mengangkat seseorang sebagai pemimpin karena keahlian dan kepribadiannya, tapi lebih karena pendaiannya dalam sastra atau kebudayaan dengan retorika permbicaraan yang baik.

Akibat mengutamakan seseorang menjadi pemimpin karena pertimbangan budaya bicara, maka pemimpin itu akhirnya hanya banyak omong tanpa produktifitas kepemimpinan yang jelas, bahkan dari omongannya itu hanya melahirkan kontroversi yang menimbulkan masalah-masalah baru.



Dari uraian hadits ini, nampak sekali betapa hal-hal yang dikhawatirkan oleh Nabi, bila hal itu betul-betul terjadi pada umatnya akan menimbulkan begitu banyak ekses negatif yang sangat sulit untuk mengatasinya.


 "Perhatikanlah apa yang orang katakan dan janganlah memperhatikan siapa
yang mengatakan "

kasih sayang rasul

Suatu ketika Rasululah sedang memimpin shalat jama'ah. Tidak seperti biasa, kali ini
sujudnya panjang sekali. Para sahabat yang berada di belakangnya mulai resah,
terpikir oleh mereka pasti ada sesuatu yang menimpa pada Rasulullah. Ketika shalat
usia, mereka bertanya tentang  hal tersebut. Nabi menjelaskan bahwa ketika ia sedang
bersujud, tiba-tiba  Hasan dan Husain cucunya naik ke atas punggungnya. Ia tak segera
berdiri sampai sang cucu turun sendiri. Ia khawatir bila ia paksakan berdiri sang
cucu akan te
rjatuh  ke lantai.

Di lain waktu Rasulullah sedang berkhutbah. Di tengah khutbahnya tiba-tiba sang cucu
berlari menuju ke mimbar. Rasulullah turun dari mimbarnya dan menyambut kedatangan
cucunya sembari memberi isyarat agar      sang cucu kembali tenang. Tak lama kemudian
Rasulullah melanjutkan khutbahnya. Rasulullah adalah manusia yang dipilih Allah
dengan sifat yang penuh dengan kasih sayang. Sifat kasihnya tidak terbatas hanya
untuk anggota keluarganya, tapi melingkupi seluruh manusia.

Suatu ketika ada seorang ibu sedang menggendong anaknya. Tiba-tiba Rasulullah
mendekat dan ingin memangkunya. Maka beralihlah sang anak dari pangkuan ibu kepada
pangkuan Rasulullah. Tak disangka-sangka sang anak itu kencing hingga basahi jubah
Rasulullah. Melihat kejadian itu sang ibu langsung merenggut sang anak dari tangan
Rasulullah. sambil mengumpat, sang ibu tak lupa memukul pantat sang anak. Rasulullah
mencegahnya, tapi sang ibu    tetap memaksa. Atas kejadian tersebut Rasulullah
mengingatkan bahwa k
otornya jubah bisa dicuci di rumah, tapi kemarahan ibu tetap akan membekas dalam 
hati sang anak sampai ia menginjak dewasa, dapatkan ibu    membersihkannya?

Begitulah sosok manusia yang bernama Muhammad. Beliau tak ingin seorangpun yang
terluka hatinya, kecewa, sedih, marah, dan benci kepada sesamanya. Beliau ingin
memberikan yang terbaik kepada oranglain, dengan sekuat daya dan kemampuannya.
Menyayangi keluarga, istri, anak atau cucu, itu hal biasa. Binatang buas sekalipun
memberikan kasih sayangnya kepada anggota keluarganya. Macan tetap menyusui anaknya,
demikian pula binatang buas lainnya.


Untuk itu Rasulullah bersabda:"Tidak sempurna iman kalian sehingga kalian saling
berkasih sayang."
Para sahabat berkata: " Kami sudah saling kasih sayang".
Nabi bersabda: "Bahwa sayang yang dimaksud di sini bukan saja sayang sekadar kepada
salah seorang
 temannya, dalam ruang lingkup terbatas, tetapi sayang (yang dimaksud) adalah sayang
 yang bersifat menyeluruh" (HR. Ath-Thabrani)

Karenanya ia mengajari manusia untuk bersikap lembut dan kasihsayang kepada semua
yang melata di muka bumi. Beliau bersabda: "Sayangilah orang-orang yang ada di bumi,
niscaya kamu disayang oleh orang yang di langit (yakni para malaikat)." 
(HR. Thabrani)