Profil Yayasan Kitab Lapan
LATAR
BELAKANG
Yayasan
Kitab Lapan adalah sebuah lembaga yang komitmen terhadap ilmu dan dakwah Islam
berdasarkan aqidah ahlussunnah wal jama’ah dan manhaj (jalan) para Salaf Shalih
(pendahulu ummat yang baik) -semoga Allah meridhai mereka. Yayasan ini berdiri
pada tanggal 16 Shafar 1430 H / 12 Februari 2009 M melalui Akte Notaris Cut
Maisura, SH,SpN No. 09 dan tercatat di Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
RI No.C-985.HT.03.01-TH 2002.
Keadaan
kaum muslimin di Indonesia
yang masih banyak terpuruk ke dalam kebodohan, kemiskinan, kesyirikan, bid’ah,
khurafat dan amalan lain yang menyelisihi ajaran Islam serta terpuruk ke dalam
kemiskinan yang melatarbelakangi berdirinya Yayasan Kitab Lapan. Sebagai bagian
dari bangsa Indonesia,
Yayasan Kitab Lapan turut bertanggung jawab untuk membantu mencerdaskan bangsa,
memperbaiki aqidah dan akhlak masyarakat serta berusaha mengentaskan mereka
dari keterpurukan yang dialami dengan tenaga dan kemampuan yang ada.
TUJUAN
Yayasan
ini bermaksud dan bertujuan merealisasikan pembangunan dan saling tolong
menolong dalam kebajikan dan taqwa, guna mencapai kehidupan lahir dan bathin
yang layak bagi manusia terutama masyarakat Islam di dalam arti yang
seluas-luasnya untuk meraih Ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala.Untuk mewujudkan
tujuan tersebut, Yayasan Kitab Lapan mengelola secara maksimal beragam sumber
daya bagi kepentingan dakwah, pendidikan dan sosial, antara lain melalui :
penyebaran ilmu dan pengetahuan Islam, pemberdayaan potensi dan SDM serta
kegiatan sosial. Agar berbagai kegiatan tersebut berjalan lancar dan baik,
Yayasan membentuk beberapa divisi utama, yaitu:
1.
Divisi Da’wah Islam melalui ceramah, kajian, sanlat dan dakwah langsung.
2. Divisi Pendidikan melalui beasiswa, pendidikan anak yatim dan lainnya
3. Divisi Sosial menyantuni dan menyalurkan santunan untuk fakir miskin & dhuafa
2. Divisi Pendidikan melalui beasiswa, pendidikan anak yatim dan lainnya
3. Divisi Sosial menyantuni dan menyalurkan santunan untuk fakir miskin & dhuafa
ASAS DAN
PRINSIP
Yayasan
Kitab Lapan berasaskan Islam, beraqidah ahlussunnah wal jama’ah dengan
mengikuti pemahaman para salaful ummah, dan berpendapat bahwa mereka adalah
golongan yang paling mengerti dan memahami tentang Islam, sehingga wajib
diikuti.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam telah bersaksi terhadap hal tersebut
sebagaimana disebutkan dalam hadits Imran bin Hushain radhiallahu 'anhu,
bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Sebaik-baik
generasi adalah generasiku, disusul generasi setelahnya, disusul oleh generasi
setelahnya." Imran radhiallahu 'anhu berkata,"Saya tidak tahu pasti,
beliau menyebutkan dua generasi berikutnya -setelah generasinya- atau tiga
generasi berikutnya." (Lanjutan hadits) "Kemudian setelah itu muncul
segolongan kaum yang bersaksi tanpa diminta kesaksiannya, berkhianat dan tidak
bisa dipercaya, bernadzar dan tidak menunaikannya, dan tubuh-tubuh mereka
terlihat banyak dagingnya (gemuk, makan melebihi batas).” (HR. Al-Bukhari,
kitab keutamaan para shahabat).
Berdasarkan
hal tersebut, Yayasan Kitab Lapan membenci fanatisme hizbiyah (kelompok dan
golongan) yang menyelisihi para salaful ummah dan membuat kaum muslimin
terpecah-belah menjadi beberapa golongan. Berdalih dengan pembaharuan dan
perkembangan zaman, mereka meninggalkan manhaj salaful ummah sehingga niat
mereka menjadi rusak. Hawa nafsu telah memasuki diri mereka dan wala’
(loyalitas) kepada Allah telah berubah menjadi wala' kepada fanatisme
golongannya.
Hal di
atas terjadi tidak lain karena semangat kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah
semata-mata didasarkan atas persepsi sendiri. Padahal Allah Ta’ala
berfirman,“Dan berpegang teguhlah (kalian semua) kepada tali Allah dan
janganlah bercerai-berai.” (Ali Imran: 103).
Dan
beberapa hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam seperti yang
diriwayatkan oleh Irbadh bin Sariyah radhiallahu ‘anhu, ia berkata,"Suatu
hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama kami, kemudian
beliau menghadapi kami dan memberikan kepada kami wejangan yang sangat jelas,
yang membuat airmata berlinang dan menggetarkan hati.”
Kemudian salah seorang berkata,"Wahai Rasulullah, seakan-akan wejangan ini adalah wejangan perpisahan. Apakah yang engkau wasiatkan kepada kami?” Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Saya wasiatkan kepada kalian semua, agar senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala, mendengar dan mentaati, meski kepada seorang budak hitam Habasyi. Sesungguhnya siapa yang hidup pada zaman setelah aku, ia akan melihat banyak perpecahan, maka hendaklah kalian senantiasa memegang teguh sunnahku dan sunnah para Kulafa’ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah dengan teguh dan gigitlah dengan gerahammu. Hendaklah kalian menghindari hal-hal baru (dalam agama), karena setiap hal yang baru itu adalah bid'ah dan setiap bid\'ah itu adalah sesat." (HR. Abu Dawud dalam Kitab As-Sunnah dan dishahihkan oleh Al-Albani). Dan banyak lagi nash-nash lain yang masyhur di kalangan orang yang paham dan berilmu.
Kemudian salah seorang berkata,"Wahai Rasulullah, seakan-akan wejangan ini adalah wejangan perpisahan. Apakah yang engkau wasiatkan kepada kami?” Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Saya wasiatkan kepada kalian semua, agar senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala, mendengar dan mentaati, meski kepada seorang budak hitam Habasyi. Sesungguhnya siapa yang hidup pada zaman setelah aku, ia akan melihat banyak perpecahan, maka hendaklah kalian senantiasa memegang teguh sunnahku dan sunnah para Kulafa’ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah dengan teguh dan gigitlah dengan gerahammu. Hendaklah kalian menghindari hal-hal baru (dalam agama), karena setiap hal yang baru itu adalah bid'ah dan setiap bid\'ah itu adalah sesat." (HR. Abu Dawud dalam Kitab As-Sunnah dan dishahihkan oleh Al-Albani). Dan banyak lagi nash-nash lain yang masyhur di kalangan orang yang paham dan berilmu.
Di dalam
memahami nash-nash yang sukar dimengerti atau permasalahan yang tidak ada
nashnya, Yayasan merujuk kepada para ulama besar ahlussunnah wal jama’ah yang
telah disaksikan kepiawaian dalam keilmuan dan tingkat ketakwaan, berdasarkan
kitab-kitab mereka, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam
As-Syafi’i, Imam ahli hadits Ahmad bin Hambal, Syaikh Islam Ibnu Taimiyah dan
muridnya Ibnu Qayyim -semoga Allah subhanahu wa ta'ala merahmati mereka semua-
dan yang lainnya dari para ulama salaf. Juga kepada para ulama umat ini yang
masih hidup, yang terkenal ketakwaannya dan kebijaksanaannya di dalam menyikapi
berbagai permasalahan. Allah subhanahu wa ta\'ala berfirman : “...... maka
bertanyalah engkau kepada ahli dzikir (ulama) jika engkau tidak mengetahui.” (QS.
An Nahl : 43).
Yayasan
Islam Kitab Lapan tidak fanatik kepada salah satu ulama atau meninggalkan yang
lain, pun tidak berpendapat ada seseorang yang ma’shum (terbebas dari
kesalahan) kecuali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sikap fanatik dan
membatasi diri pada seseorang akan menjerumuskan Yayasan ke dalam kesesatan
sebagaimana keadaan ahlul bid'ah dan hizbiyah; bilamana orang yang diikuti
tersebut secara sengaja atau tidak sengaja terjerumus ke dalam kelalaian dan
kesesatan, maka pengikutnya juga akan tersesat.
Dengan
demikian Yayasan Kitab Lapan memanfaatkan ilmu dari semua ulama ahlussunnah wal
jama’ah yang telah disaksikan tingkat keilmuannya, derajat ketakwaannya,
kebijaksanaannya dan tingkat ittiba' (mencontoh) mereka kepada para salaful
ummah.
- MANHAJ YAYASAN DALAM DA'WAH DAN PENDIDIKAN
Yayasan
Kitab Lapan senantiasa mengutamakan ilmu dan nasehat di dalam dakwahnya dan
menempuh cara-cara yang baik serta menjauhi segala bentuk anarkhisme di dalam
menyeru kepada kebenaran.
Yayasan
Kitab Lapan membuat beragam prangkat dakwah seperti bulletin, buku saku dan
booklet karangan ulama yang telah dipersaksikan di dalam langkahnya sesuai
dengan aqidah ahlussunnah wal jama’ah, yang merupakan bukti yang tak
terbantahkan tentang keteguhan dan kecintaan terhadap apa yang dilakukan oleh
para salaful ummah. Yayasan mengakui di dalam terbitan-terbitannya - kecuali
kitab Rabb semesta alam, Al-Qur'anul Karim - tentunya tidak lepas dari
kesalahan dan kekurangan, namun demikian, Yayasan senantiasa berusaha untuk
menghasilkan terbitan terbaik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Yayasan
menyelenggarakan satunan terhadap yatim dan Piatu, yang pintunya senantiasa
terbuka bagi setiap muslim yang berpartisifasi untuk kelangsungan Yatim dan
Piatu tersebut.
Yayasan
tidak ingin melaksanakan program dakwah ini sendirian (single-fighter), akan
tetapi senantiasa mengajak yayasan-yayasan dan lembaga-lembaga lain untuk
bekerja sama di dalam dakwah dan pendidikan. Yayasan senantiasa menelaah
berbagai kebutuhan yayasan-yayasan dan lembaga-lembaga lain serta berusaha
sekuat kemampuan untuk turut membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut dan
turut mengatasi kendala yang menghalanginya.
Dengan
demikian akan tampak nyata realisasi dari firman Allah,”…Dan tolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” (QS. Al-Maaidah : 2).
No comments:
Post a Comment