Powered By Blogger

Sunday, July 29, 2012

Profil Yayasan Kitab Lapan


Profil Yayasan Kitab Lapan
 
LATAR BELAKANG
Yayasan Kitab Lapan adalah sebuah lembaga yang komitmen terhadap ilmu dan dakwah Islam berdasarkan aqidah ahlussunnah wal jama’ah dan manhaj (jalan) para Salaf Shalih (pendahulu ummat yang baik) -semoga Allah meridhai mereka. Yayasan ini berdiri pada tanggal 16 Shafar 1430 H / 12 Februari 2009 M melalui Akte Notaris Cut Maisura, SH,SpN No. 09 dan tercatat di Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI No.C-985.HT.03.01-TH 2002.
Keadaan kaum muslimin di Indonesia yang masih banyak terpuruk ke dalam kebodohan, kemiskinan, kesyirikan, bid’ah, khurafat dan amalan lain yang menyelisihi ajaran Islam serta terpuruk ke dalam kemiskinan yang melatarbelakangi berdirinya Yayasan Kitab Lapan. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Yayasan Kitab Lapan turut bertanggung jawab untuk membantu mencerdaskan bangsa, memperbaiki aqidah dan akhlak masyarakat serta berusaha mengentaskan mereka dari keterpurukan yang dialami dengan tenaga dan kemampuan yang ada.
  TUJUAN
Yayasan ini bermaksud dan bertujuan merealisasikan pembangunan dan saling tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa, guna mencapai kehidupan lahir dan bathin yang layak bagi manusia terutama masyarakat Islam di dalam arti yang seluas-luasnya untuk meraih Ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala.Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Yayasan Kitab Lapan mengelola secara maksimal beragam sumber daya bagi kepentingan dakwah, pendidikan dan sosial, antara lain melalui : penyebaran ilmu dan pengetahuan Islam, pemberdayaan potensi  dan SDM serta kegiatan sosial. Agar berbagai kegiatan tersebut berjalan lancar dan baik, Yayasan membentuk beberapa divisi utama, yaitu:
1. Divisi Da’wah Islam melalui ceramah, kajian, sanlat dan dakwah langsung.
2. Divisi Pendidikan melalui beasiswa, pendidikan anak yatim dan lainnya
3. Divisi Sosial menyantuni dan menyalurkan santunan untuk fakir miskin & dhuafa

ASAS DAN PRINSIP
Yayasan Kitab Lapan berasaskan Islam, beraqidah ahlussunnah wal jama’ah dengan mengikuti pemahaman para salaful ummah, dan berpendapat bahwa mereka adalah golongan yang paling mengerti dan memahami tentang Islam, sehingga wajib diikuti.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersaksi terhadap hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadits Imran bin Hushain radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Sebaik-baik generasi adalah generasiku, disusul generasi setelahnya, disusul oleh generasi setelahnya." Imran radhiallahu 'anhu berkata,"Saya tidak tahu pasti, beliau menyebutkan dua generasi berikutnya -setelah generasinya- atau tiga generasi berikutnya." (Lanjutan hadits) "Kemudian setelah itu muncul segolongan kaum yang bersaksi tanpa diminta kesaksiannya, berkhianat dan tidak bisa dipercaya, bernadzar dan tidak menunaikannya, dan tubuh-tubuh mereka terlihat banyak dagingnya (gemuk, makan melebihi batas).” (HR. Al-Bukhari, kitab keutamaan para shahabat).
Berdasarkan hal tersebut, Yayasan Kitab Lapan membenci fanatisme hizbiyah (kelompok dan golongan) yang menyelisihi para salaful ummah dan membuat kaum muslimin terpecah-belah menjadi beberapa golongan. Berdalih dengan pembaharuan dan perkembangan zaman, mereka meninggalkan manhaj salaful ummah sehingga niat mereka menjadi rusak. Hawa nafsu telah memasuki diri mereka dan wala’ (loyalitas) kepada Allah telah berubah menjadi wala' kepada fanatisme golongannya.
Hal di atas terjadi tidak lain karena semangat kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah semata-mata didasarkan atas persepsi sendiri. Padahal Allah Ta’ala berfirman,“Dan berpegang teguhlah (kalian semua) kepada tali Allah dan janganlah bercerai-berai.” (Ali Imran: 103).
Dan beberapa hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam seperti yang diriwayatkan oleh Irbadh bin Sariyah radhiallahu ‘anhu, ia berkata,"Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat bersama kami, kemudian beliau menghadapi kami dan memberikan kepada kami wejangan yang sangat jelas, yang membuat airmata berlinang dan menggetarkan hati.”
Kemudian salah seorang berkata,"Wahai Rasulullah, seakan-akan wejangan ini adalah wejangan perpisahan. Apakah yang engkau wasiatkan kepada kami?” Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Saya wasiatkan kepada kalian semua, agar senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala, mendengar dan mentaati, meski kepada seorang budak hitam Habasyi. Sesungguhnya siapa yang hidup pada zaman setelah aku, ia akan melihat banyak perpecahan, maka hendaklah kalian senantiasa memegang teguh sunnahku dan sunnah para Kulafa’ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah dengan teguh dan gigitlah dengan gerahammu. Hendaklah kalian menghindari hal-hal baru (dalam agama), karena setiap hal yang baru itu adalah bid'ah dan setiap bid\'ah itu adalah sesat." (HR. Abu Dawud dalam Kitab As-Sunnah dan dishahihkan oleh Al-Albani). Dan banyak lagi nash-nash lain yang masyhur di kalangan orang yang paham dan berilmu.
Di dalam memahami nash-nash yang sukar dimengerti atau permasalahan yang tidak ada nashnya, Yayasan merujuk kepada para ulama besar ahlussunnah wal jama’ah yang telah disaksikan kepiawaian dalam keilmuan dan tingkat ketakwaan, berdasarkan kitab-kitab mereka, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam As-Syafi’i, Imam ahli hadits Ahmad bin Hambal, Syaikh Islam Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnu Qayyim -semoga Allah subhanahu wa ta'ala merahmati mereka semua- dan yang lainnya dari para ulama salaf. Juga kepada para ulama umat ini yang masih hidup, yang terkenal ketakwaannya dan kebijaksanaannya di dalam menyikapi berbagai permasalahan. Allah subhanahu wa ta\'ala berfirman : “...... maka bertanyalah engkau kepada ahli dzikir (ulama) jika engkau tidak mengetahui.” (QS. An Nahl : 43).
Yayasan Islam Kitab Lapan tidak fanatik kepada salah satu ulama atau meninggalkan yang lain, pun tidak berpendapat ada seseorang yang ma’shum (terbebas dari kesalahan) kecuali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sikap fanatik dan membatasi diri pada seseorang akan menjerumuskan Yayasan ke dalam kesesatan sebagaimana keadaan ahlul bid'ah dan hizbiyah; bilamana orang yang diikuti tersebut secara sengaja atau tidak sengaja terjerumus ke dalam kelalaian dan kesesatan, maka pengikutnya juga akan tersesat.
Dengan demikian Yayasan Kitab Lapan memanfaatkan ilmu dari semua ulama ahlussunnah wal jama’ah yang telah disaksikan tingkat keilmuannya, derajat ketakwaannya, kebijaksanaannya dan tingkat ittiba' (mencontoh) mereka kepada para salaful ummah.
  • MANHAJ YAYASAN DALAM DA'WAH DAN PENDIDIKAN
Yayasan Kitab Lapan senantiasa mengutamakan ilmu dan nasehat di dalam dakwahnya dan menempuh cara-cara yang baik serta menjauhi segala bentuk anarkhisme di dalam menyeru kepada kebenaran.
Yayasan Kitab Lapan membuat beragam prangkat dakwah seperti bulletin, buku saku dan booklet karangan ulama yang telah dipersaksikan di dalam langkahnya sesuai dengan aqidah ahlussunnah wal jama’ah, yang merupakan bukti yang tak terbantahkan tentang keteguhan dan kecintaan terhadap apa yang dilakukan oleh para salaful ummah. Yayasan mengakui di dalam terbitan-terbitannya - kecuali kitab Rabb semesta alam, Al-Qur'anul Karim - tentunya tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, namun demikian, Yayasan senantiasa berusaha untuk menghasilkan terbitan terbaik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Yayasan menyelenggarakan satunan terhadap yatim dan Piatu, yang pintunya senantiasa terbuka bagi setiap muslim yang berpartisifasi untuk kelangsungan Yatim dan Piatu tersebut.
Yayasan tidak ingin melaksanakan program dakwah ini sendirian (single-fighter), akan tetapi senantiasa mengajak yayasan-yayasan dan lembaga-lembaga lain untuk bekerja sama di dalam dakwah dan pendidikan. Yayasan senantiasa menelaah berbagai kebutuhan yayasan-yayasan dan lembaga-lembaga lain serta berusaha sekuat kemampuan untuk turut membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut dan turut mengatasi kendala yang menghalanginya.
Dengan demikian akan tampak nyata realisasi dari firman Allah,”…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” (QS. Al-Maaidah : 2).

No comments: