Powered By Blogger

Friday, April 22, 2016

KEBAHAGIAAN DAN ILMU


"Sesungguhnya didalam penciptaan langit dan bumi dan dan pergantian malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal". (Q.S. Ali Imran :190)

Manusia dalam hidupnya selalu merindukan kabahagiaan, oleh karenanya dalam
untaian do'a seringkali bermohon kepada Allah dengan mengucap "Ya Allah,
Anugrahkan bagi kami kebahagiaan didunia dan kebahagiaan diakhirat dan jauhkan
kami dari siksa neraka". Kerinduan akan kebahagian hanyalah sebuah impian yang
jauh dari kenyataan bilamana manusia tidak memamahi jalan untuk mencapainya.

Ilmu adalah jawaban yang dapat mengantarkan manusia kepada pintu kebahagiaan,
sebab dengan ilmulah apa yang diinginkan dari kebahagian dapat diraih. Dengan
ilmu manusia akan mendapatkan apa yang diinginkan dari kehidupan dunia ini dan
dengan ilmu pula kehidupan dan kenikmatan yang abadi diakhirat akan tercapai.

Begitu pentingnya ilmu sampai Allah meninggikan posisi orang yang berilmu
beberapa derajat lebih tinggi dari orang awam.

"Allah akan meninggikan orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat". (Q.S. Al Mujaadalah:11).

Ketika manusia ingin mencapai kebahagian yang abadi dan hakiki diakhirat maka ia
harus memahami dan mendalami ilmu yang terkait dengan ajaran islam yang meliputi
hubungan seseorang hambanya dengan Allah dan hubungan hamba dengan hamba yang
lain.

Saat manusia menginginkan kebahagian didunia, maka ia pun harus memiliki ilmu
pengetahuan yang menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuannya. Hanya orang
yang mengerti ilmu tentang dagang yang dapat keuntungan dari usahanya dan hanya
orang yang menguasai teknologi yang dapat menciptakan pesawat dengan ilmu
pulalah manusia dapat menunaikan tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi ini.

Ilmu yang diperlukan oleh manusia hanya dapat diperoleh dengan perjuangan dan
kesungguhan dalam mempelajarinya. Dia akan datang dengan sendirinya. Dalam
hadits Rasulullah : "Ilmu itu diperoleh melalui belajar, siapa dikehendaki oleh
Allah SWT kebaikan, maka ia memberi orang tersebut pemahaman tentang Agama"
(H.R. Bukhari).

Keistimewaan ilmu tidak menjadikannya sebagai tujuan akhir dari setiap
aktivitas, tetapi ilmu hanyalah sarana untuk mencapai tujuan. Dari sekian banyak
kebodohan manusia adalah ketidakmampuan membedakan sarana dan tujuan akhir, akan
lebih berbahaya lagi, jika sara berubah menjadi tujuan dan tujuan menjadi
sarana. Kalau manusia menjadikan ilmu sebagai tujuan maka ilmu yang ia miliki
tidak dijadikan landasan untuk beramal, karena mereka belajar tujuannya hanya
untuk mendapatkan ilmu. Sehingga ilmu yang ia kuasai tidak diamalkan, maka
dengan demikian ilmu akan menjadi sia-sia dan tidak bermanfaat.

Orang bijak mengatakan; "Ilmu tanpa alam bagai pohon yang tidak berbuah". Ada
juga seorang ahlil hikmah yang mengatakan bahwa ilmu itu ibarat baterai (aki)
mobil. Semakin sering mobil digunakan, maka akan semakin besar pula muatan
listriknya, sebaliknya jika mobil itu tidak digunakan, maka baterainya akan
manjadi lemah dan akhirnya benar-benar rusak.
Kita bisa mengambil kesimpulan dari uraian diatas :
  1. Setiap manusia memiliki tujuan yang sama yaitu menggapai kehidupan yang
    bahagia
  2. Ilmu adalah saraan yang  akan menyampaikan kita untuk mencapai kebahagiaan
  3. Ilmu tidak akan bermanfaat jika tidak dijadikan landasan dalam beramal.
  4. Ilmu yang dimilik akan bertambah jika diamalkan
  5. Ilmu bukanlah tujuan akhir akan tetapi hanya sebagai sarana untuk mencapai
    tujuan
Ilmu adalah MILIK Allah yang akan diberikan kepada siapa saja yang Ia
kehendaki karenanya sudah salayaknya- lah memohon kepada-Nya agar dianugrahkan
ilmu yang bermanfaat yang dapat menghantarkan kebahagiaan didunia dan diakhirat.

Semoga Allah membimbing diri dan keluarga untuk menuntuk ilmu-Nya Allah SWT,
yang kelak akan menghantarkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Amin


"Barangsiapa memperdalam agama Allah, maka Allah akan mencukupi kebutuhannya dan memberinya rizki dari jalan yang tidak pernah terduga". (Abu Hanifah dari Abdullah Hasan Az-Zubaidi). Wallahu A’lam. 

No comments: